Ternyata susah sekali ya, menentukan hal mana yang harus jadi prioritas, hal mana yang bisa dikesampingkan. Saya belajar hal itu akhir-akhir ini. Ketika kita diharapkan untuk bisa memilih dengan mudah, tetapi nyatanya tetap ada penyesalan besar saat meninggalkan yang lain.
Keluarga selalu jadi bagian yang penting dalam hidup saya. Mereka yang saya temui tiap hari, yang saya ajak bicara tiap hari. Tentu saya akan selalu berada bersama mereka saat bahagia atau saat susah. Kalau ada musibah *amit-amit*, jelas saya akan meninggalkan yang lain demi keluarga.
Tapi saat semuanya sama rata, tidak ada yang kesulitan, tidak ada musibah. Hanya diminta untuk memilih,
which one do i prefer to spend my day with? Itu susah.
Saat ngobrol bersama teman-teman rasanya jauuuh lebih menyenangkan dibandingkan ngumpul dengan keluarga. Agak malu juga rasanya, mengakui kalo di saat seperti ini, saya lebih memilih teman dibandingkan keluarga. Biasanya pembenaran diri saya adalah, teman-teman jauh lebih mengerti saya dibandingkan keluarga. Lebih menyenangkan, lebih bebas bersama mereka. Mereka lah tempat saya bercerita tentang pemikiran dan perasaan. Dengan keluarga saya memang tidak terlalu terbuka. Keluarga saya memang bukan yang suka diam-diaman atau cuek satu dengan yang lain. Tidak, malah lebih sering dibilang oleh orang lain sebagai "happy family".
Justru itu yang membuat saya bingung. Kenapa saya tidak bisa selalu menomorsatukannya? Orang bilang prioritaskan mulai dari yang paling dekat di hatimu. Yang paling penting.
Numero uno, the first one. Tapi nampaknya saya masih lebih menyukai kesenangan bersama teman-teman lain. Hal yang buruk atau hal yang wajar? Meski wajar pun tidak selamanya benar. Cuma rasanya kalaupun salah tapi ada orang lain yang sama dengan saya, rasanya akan jauh lebih enak. Haha, tipikal ya.
Anyway, saya baru saja membuat keputusan yang cukup berat menurut saya. kalau orang bilang setelah memutuskan sesuatu kita akan menjadi lebih lega,
well. Rasanya tidak tuh saat ini. Mungkin karena hati saya masih setengah-setengah ya. Yang mana pun yang saya pilih nampaknya akan ada penyesalan. Tapi yaah, balik lagi sih. Harus ada prioritas,
either you like it, or just because you have to.
when you learn how to dream, make sure you also learn how to live in reality.